Laporan Penelitian Sejarah (Tanah Toraja)

Assalamu Alaikum wr.wb. :) kali ini saya akan membagikan kepada teman - teman hasil penelitan sejarah kelompok saya ketika kami study tour di Tanah Toraja , Sulawesi Selatan.... 



A. SEJARAH TANAH TORAJA

                 Dalam bahasa Bugis, Toraja diartikan sebagai orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan. Namun, masyarakat Toraja sendiri lebih menyukai dirinya disebut sebagai orang Maraya atau orang keturunan bangsawan yang bernama Sawerigading. Berbeda dengan orang Toraja pada umumnya, masyarakat Baruppu lebih mengenal asal usulnya dari Ta`dung Langit atau yang datang dari awan.  Lama kelamaan Ta`dung Langit yang menyamar sebagai pemburu ini menetap di kawasan hutan Baruppu dan kimpoi dengan Dewi Kesuburan Bumi.
SUMBER: http://kotakkarduscoklat.blogspot.com

B. RUMAH ADAT MASYARAT TORAJA

Tongkonan adalah rumah adat masyarakat Toraja. Atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian tongkonan menggunakan atap seng). Di bagian depan terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan mayatTongkonan berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama). Tongkonan dibagi berdasarkan tingkatan atau peran dalam masyarakat (stara sosial Masyarakat Toraja).
SUMBER: Arsip Sendiri

Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘. Tiang-tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (bangah) saat ini sebagian sudah dicor. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan matahari, yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara. Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan yang berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah adat. Terletak sekitar 12 Km ke arah utara dari Rantepao.


 KE'TE KESU

SUMBER: http://www.btravindonesia.com
Ke’te Kesu berarti pusat kegiatan, dimana terdapatnya perkampungan, tempat kerajinan ukiran, dan kuburan. Pusat kegiatannya adalah berupa deretan rumah adat yang disebut Tongkonan, yang merupakan obyek yang mempesona di desa ini. Selain Tongkonan, disini juga terdapat lumbung padi dan bangunan megalith di sekitarnya. Sekitar 100 meter di belakang perkampungan ini terdapat situs pekuburan tebing dengan kuburan bergantung dan tau-tau dalam bangunan batu yang diberi pagar. Tau-tau ini memperlihatkan penampilan pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga dikenal dengan keahlian seni ukir yang dimiliki oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat yang bagus untuk berbelanja souvenir. Terletak sekitar 4 Km dari tenggara Rantepao.

C. UPACARA ADAT TANAH TORAJA

1. LONDE

SUMBER: http://3.bp.blogspot.com


Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas Tana Toraja. Salah satunya terletak di tempat yang tinggi dari bukit dengan gua yang dalam dimana peti-peti mayat diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya dibiarkan terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau. Londa terletak de Desa Sendan Uai, Kecamatan Sanggalai, sekitar 5 Km ke arah selatan dari Rantepao, Tana Toraja.

2. MABBADONG

SUMBER: http://kfk.kompas.com
Menjalani ritual inti dari Ma`nene. Di bawah kuburan tebing batu Tunuan keluarga  berkumpul menunggu peti jenazah --leluhur keluarga  yang meninggal dunia yang akan --diturunkan. Tak jauh dari tebing, kaum lelaki saling bergandengan tangan membentuk lingkaran sambil melantunkan Ma`badong. Ma’badong adalah Sebuah gerak dan lagu yang melambangkan ratapan kesedihan mengenang jasa mendiang yang telah wafat sekaligus memberi semangat pada keluarga almarhum. Bersamaan dengan itu, peti jenazah pun mulai diturunkan dari lubang batu secara perlahan-lahan.. Mereka mempercayai bahwa ada kehidupan kekal setelah kematian. Sejatinya kematian bukanlah akhir dari segala risalah kehidupan. Karena itu, menjadi kewajiban bagi setiap keluarga untuk mengenang dan merawat jasad leluhurnya meski sudah meninggal dunia Dalam ritual ini, jasad orang mati dikeluarkan kembali dari tempatnya. Kemudian, mayat tersebut dibungkus ulang dengan lembaran kain baru oleh masing-masing anak cucunya.

3. BA’RI PARRIDING

Di Bori Parinding, selain terdapat batu-batu besar yang telah diisi dengan peti mati, foto almarhum yang dibingkai rapi serta keranda-keranda mayat juga ada. Selain itu juga terdapat banyak sekali batu menhir berbentuk phallus. Batu-batu menhir dengan berbagai ukuran itu merupakan buatan masyarakat sekitar sebagai penanda jika ada pemuka masyarakat yang meninggal. Tradisi unik tersebut sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.  Di antara menhir-menhir tersebut terdapat semacam rumah pohon bernama lakian. Lakian merupakan tempat untuk membagikan daging kerbau dan babi yang telah dipotong. Kemudian semua yang hadir akan makan bersama di salah satu tongkonan bernama Balai Kayam.

4. LEMO

SUMBER:http://images.detik.com
Lemo merupakan sebuah kuburan yang dibuat di bukit batu. Bukit ini dinamakan Lemo karena bentuknya bulat menyerupai buah jeruk (limau). Di bukit ini terdapat sekitar 75 lubang kuburan dan tiap lubangnya merupakan kuburan satu keluarga dengan ukuran 3 X 5 M. Untuk membuat lubang ini diperlukan waktu 6 bulan hingga 1 tahun dengan biaya sekitar Rp. 30 juta. Tempat ini sering disebut sebagai rumah para arwah. Di pemakaman Lemo anda dapat melihat mayat yang disimpan di udara terbuka, di tengah bebatuan yang curam. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu pakaian dari mayat-mayat akan diganti dengan melalui upacara Ma Nene. Kuburan Batu Lemo ini terletak di sebelah utara Makale, Kabupaten Tana Toraja.

 KESIMPULAN 


  1. Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas Tana Toraja. Londa terletak di Desa Sendan Uai, Kecamatan Sanggalai, sekitar 5 Km ke arah selatan dari Rantepao, Tana Toraja
  2. Ma’badong adalah Sebuah gerak dan lagu yang melambangkan ratapan kesedihan mengenang jasa mendiang yang telah wafat sekaligus memberi semangat pada keluarga almarhum.
  3. Di Bori Parinding, selain terdapat batu-batu besar yang telah diisi dengan peti mati, foto almarhum yang dibingkai rapi serta keranda-keranda mayat juga ada.
  4. Lemo merupakan sebuah kuburan yang dibuat di bukit batu. Kuburan Batu Lemo ini terletak di sebelah utara Makale, Kabupaten Tana Toraja.
  5. Ke’te Kesu berarti pusat kegiatan, dimana terdapatnya perkampungan, tempat kerajinan ukiran, dan kuburan. Terletak sekitar 4 Km dari tenggara Rantepao.
        

Akhirnya selesailah tugas penelitian dengan tepat pada waktunya kami menucapkan terimah kasih kepada ibu dan bapak guru yang telah membimbing kami dan besedia meluangkan waktunya untuk melakukan penelitian ini.










SHARE
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar